Jumat, 09 September 2016

askep anak dengan pneumonia



LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.L DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANG POLI ANAK PUSKESMAS BUKIT HINDU
PALANGKA RAYA

STASE KEPERAWATAN ANAK

 










OLEH:
CICI PAMBRIANI
2013.c.03b.0051




YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2016

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.L DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANG POLI ANAK PUSKESMAS BUKIT HINDU
PALANGKA RAYA

STASE KEPERAWATAN ANAK

Disusun untuk Memenuhi Syarat dalam Kelulusan pada Pendidikan
Profesi Ners Stase Keperawatan Gawat Darurat
 









OLEH:
CICI PAMBRIANI
2013.c.03b.0051





YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2016


SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama                        :  Cici Pambriani
NIM                         :  2013.c.03b.0051
Program                    :  S1 Keperawatan Ners
Judul                        :  Asuhan Keperawatan pada An.L dengan Diagnosa Medis Pneumonia di Ruang Poli Anak Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa asuhan keperawatan ini merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat, begitu pula yang terkait di dalamnya baik mengenai isi, sumber yang dikutip atau dirujuk, maupun teknik di dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.      
Pernyataan ini akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian hari terbukti bahwa asuhan keperawatan ini bukan hasil karya sendiri atau plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku.

Dibuat di    : Palangka Raya
Tanggal      : 01 Agustus 2016
      Yang Menyatakan,



        Cici Pambriani








KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan pada An.L dengan Diagnosa Medis Pneumonia di Ruang Poli Anak Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya. Penulisan laporan asuhan keperawatan anak ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.        Dra. Mariaty Darmawan, MM. selaku Ketua  STIKes Eka Harap  Palangka Raya yang telah memberikan  kesempatan  kepada kami untuk melaksanakan praktik profesi keperawatan medikal bedah.
2.        Emilia Kayawati, S. Kep.  selaku preseptor klinik yang telah banyak membantu kami dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak.
3.        Lisnae Waty, S.Kep, Ns  selaku dosen pendamping dan pembimbing akademik yang telah banyak membantu kami dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak
4.        Keluarga dan klien An.L yang telah bersedia untuk menjadi klien dalam pemberian asuhan keperawatan anak
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan membalas kebaikan mereka terhadap penyusun. Semoga laporan yang penyusun buat ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Palangka Raya,    Agustus 2016



Penulis
 










BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1     Pneumonia
1.1.1     Definisi
Pneumonia adalah penyakit umum. Hal ini disebabkan oleh banyak kuman yang berbeda. Pneumonia yang dimulai di rumah sakit cenderung lebih serius daripada infeksi paru-paru lainnya.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001)
1.1.2     Etiologi
1)      Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2)      Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3)      Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4)      Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)



1.1.3     Klasifikasi Pneumonia
1)      Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
-       Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus atau lobularis.
-       Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
2)      Berdasarkan faktor lingkungan :
-       Pneumonia komunitas
-       Pneumonia nosokomial
-       Pneumonia rekurens
-       Pneumonia aspirasi
-       Pneumonia pada gangguan imun
-       Pneumonia hipostatik
3)      Berdasarkan sindrom klinis :
-       Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru.
-       Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella.
1.1.4     Manifestasi klinis
Menurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan oleh bakteri. Gejala-gejala mencakup:
1)         Demam dan menggigil akibat proses peradangan
2)         Batuk yang sering produktif dan purulen
3)         Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa)
4)         Krekel (bunyi paru tambahan).
5)         Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6)         Biasanya sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan sesak atau kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.
7)         Mungkin timbul tanda-tanda sianosis
8)         Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat menyebabkan atelektasis absorpsi.
9)         Hemoptisis, batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada kapiler atau akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.
1.1.5     Patofisiologi
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari berbagai macam penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia, pneumonitis hypersensitive dapat menyebabkan penyakit primer. Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang paling jelas adalah pada klien  yang diintubasi, kolonisasi trachea dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan atas yang terinfeksi, namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia.
Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1)   Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan kedalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2)   Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi.
3)   Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat menjadi patogenik
4)   Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru.
Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang respons inflamasi, dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain . sedangkan pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian bawah.     
                                               
1.1.6     Pemeriksaan penunjang
1)      Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
2)      Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3)      Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.
4)      JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5)      Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6)      LED : meningkat
7)      Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8)      Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
9)      Bilirubin : mungkin meningkat
Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik(CMV)
1.1.7     Penatalaksanaan medis
Menurut  Meldawati (2009), Penatalaksaan untuk pneumonia tergantung pada penyebab sesuai dengan yang ditemukan oleh pemeriksaan sputum  Pengobatan dan mencakup, antara lain:
1)      Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
2)      Istrahat
3)      Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi
4)      Tekhnik-tekhnik bernafas dalam untuk menningktakan ventilasi alveolus dan mengurang resiko atelektasis.
5)      Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang diidentifikasi dari biakan sputum.




1.1.8     Manajemen Keperawatan
1.1.8.1     Pengkajian keperawatan
1)      Aktivitas / istirahat
-    Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
-    Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
2)      Sirkulasi
-       Gejala : riwayat gagal jantung kronis
-       Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat
3)      Integritas Ego :Gejala : banyak stressor, masalah finansial
4)      Makanan / Cairan
-       Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM
-       Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi
5)      Neurosensori
-       Gejala : sakit kepala bagian frontal
-       Tanda : perubahan mental
6)      Nyeri / Kenyamanan :Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia
7)      Pernafasan
-       Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
-       Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
-       Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
-       Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial
-       Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
-       Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku
8)      Keamanan
-       Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
-       Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubela / varisela
9)      Penyuluhan :Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
1.1.8.2     Diagnosa keperawatan
1)      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema ystem, edema trakeal/ faringeal.
2)      Resiko tinggi gangguan pertukarangas yang berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru, atelektasis, kerusakan membrane alveola-kapiler, edema bronchial.
3)      Hipertermi yang berhubungan dengan reaksi sistemis: bekteremia/piremia, penigkatan laju metbolisme umum.
4)      Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan fisk peningkatan metabolisme umum sekunder dari kerusakan pertukaran gas.
5)   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan merabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
6)      Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan demam, diaphoresis, dan masukan oral sekunder terhadap proses pneumonia
1.1.8.3     Intervensi Keperawatan
1)      Diagnosa Perawatan : Kebersihan jalan nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan :
-       Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum
-       Nyeri pleuritik
-       Penurunan energi, kelemahan
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-       Perubahan frekuensi kedalaman pernafasan
-       Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
-       Dispnea, sianosis
-       Batuk efektif/tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum
Kriteria Hasil :
-       Menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas
-       Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosis
Intervensi Keperawatan :
Mandiri
-       Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada
-       Auskultasi paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas tambahan (krakles, mengi)
-       Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
-       Penghisapan sesuai indikasi
-       Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
Kolaborasi
-       Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain
-       Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik
-       Berikan cairan tambahan
-       Awasi seri sinar ‘X’ dada, Analisa Gas Darah, nadi oksimetri
-       Bantu bronkoskopi / torakosintesis bila diindikasikan
2)      Diagnosa Perawatan : Kerusakan pertukaran gas
Dapat dihubungkan dengan :
-    Perubahan membran alveolar – kapiler (efek inflamasi)
-    Gangguan kapasitas oksigen darah
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Dispnea, sianosis
-       Takikardi
-       Gelisah/perubahan mental
-       Hipoksia
Kriteria Hasil :
-          Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan
-          Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen

Intervensi Keperawatan :
-          Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
-          Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
-          Kaji status mental
-          Awasi status jantung/irama
-          Awasi suhu tubuh, sesui indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil
-          Pertahankan istirahat tidur
-          Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif
-          Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/perasaan.
-          Berikan terapi oksigen dengan benar
-          Awasi Analisa Gas Darah
3)      Diagnosa Perawatan : Pola nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan :
-    Proses inflamasi
-    Penurunan complience paru
-    Nyeri
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-    Dispnea, takipnea
-    Penggunaan otot aksesori
-    Perubahan kedalaman nafas
-    Analisa Gas Darah abnormal
Kriteria Hasil :  Menunjukkan pola pernafasan normal/efektif dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan :
-    Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
-    Auskultasi bunyi nafas
-    Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
-    Observasi pola batuk dan karakter sekret
-    Dorong/bantu pasien nafas dalam dan latihan batuk efektif
-    Berikan Oksigen tambahan
-    Awasi Analisa Gas Darah
4)      Diagnosa Perawatan : Peningkatan suhu tubuh
Dapat dihubungkan dengan : Proses infeksi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-    Demam, penampilan kemerahan
-    Menggigil, takikardi
Kriteria Hasil :
-       Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh
-       Tidak menggigil
-       Nadi normal
Intervensi Keperawatan :
-       Obeservasi suhu tubuh (4 jam)
-       Pantau warna kulit
-       Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan
-       Berikan obat sesuai indikasi : antipiretik
-       Awasi kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari
5)      Diagnosa Perawatan : Resiko tinggi penyebaran infeksi
Dapat dihubungkan dengan :
-       Ketidakadekuatan pertahanan utama
-       Tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun)
Kemungkinan dibuktikan oleh :  Tidak dapat diterapkan tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual
Kriteria Hasil :
-       Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
-       Mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
Intervensi Keperawatan :
-       Pantau Tanda-tanda Vital
-       Anjurkan klien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna jumlah dan bau sekret
-       Dorong teknik mencuci tangan dengan baik
-       Ubah posisi dengan sering
-       Batasi pengunjung sesuai indikasi
-       Lakukan isolasi pencegahan sesuai individu
-       Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang.
-       Berikan antimikrobal sesuai indikasi
6)      Diagnosa Perawatan : Intoleransi aktivitas
Dapat dihubungkan dengan :
-       Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
-       Kelemahan, kelelahan
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-       Laporan verbal kelemahan, kelelahan dan keletihan
-       Dispnea, takipnea
-       Takikardi
-       Pucat / sianosis
Kriteria Hasil :  Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan Tanda-tanda Vital dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan :
-       Evaluasi respon klien terhadap aktivitas
-       Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
-       Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
-       Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
-       Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
7)      Diagnosa Perawatan : Nyeri
Dapat dihubungkan dengan :
-       Inflamasi parenkim paru
-       Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin
-       Batuk menetap
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-       Nyeri dada
-       Sakit kepala, nyeri sendi
-       Melindungi area yang sakit
-       Perilaku distraksi, gelisah
Kriteria Hasil :
-          Menyebabkan nyeri hilang / terkontrol
-          Menunjukkan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas dengan cepat
Intervensi Keperawatan :
-       Tentukan karakteristik nyeri
-       Pantau Tanda-tanda Vital
-       Ajarkan teknik relaksasi
-       Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
8)      Diagnosa Perawatan : Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dapat dihubungkan dengan :
-       Peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi
-       Anoreksia distensi abdomen
Kriteria Hasil :
-       Menunjukkan peningkatan nafsu makan
-       Berat badan stabil atau meningkat
Intervensi Keperawatan :
-       Indentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah
-       Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
-       Auskultasi bunyi usus
-       Berikan makan porsi kecil dan sering
-       Evaluasi status nutrisi
9)      Diagnosa Perawatan : Resti kekurangan volume cairan
Faktor resiko : Kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringan banyak, hiperventilasi, muntah)
Kriteria Hasil :
-       Balance cairan seimbang
-       Membran mukosa lembab, turgor normal, pengisian kapiler cepat

Intervensi Keperawatan :
-       Kaji perubahan Tanda-tanda Vital
-       Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa
-       Catat laporan mual / muntah
-       Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine
-       Hitung keseimbangan cairan
-       Asupan cairan minimal 2500 / hari
-       Berikan obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik
-       Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
10)  Diagnosa Perawatan : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
Dapat dihubungkan dengan :
-       Kurang terpajan informasi
-       Kurang mengingat
-       Kesalahan interpretasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-          Permintaan informasi
-          Pernyataan kesalahan konsep
-          Kesalahan mengulang
Kriteria Hasil :
-             Menyatakan permahaman kondisi proses penyakit dan pengobatan
-             Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi Keperawatan :
-             Kaji fungsi normal paru
-             Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan
-             Berikan dalam bentuk tertulis dan verbal
-             Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif
-             Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.







BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2016, Pukul: 09.00 WIB.
2.1.1        Identitas Klien
Klien bernama An. L, klien berjenis kelamin perempuan usia kronologis klien sekarang 1 tahun 6 bulan 4 hari, klien beragama Islam. Klien adalah orang Dayak, alamat klien di JL.Mendawai Palangka Raya. Pasien di diagnosa medis Pneumonia
2.1.2        Identitas Penanggung Jawab
Klien mempunyai orang tua yang bernama Ny. T umur 27 tahun, beragama Islam. Ny.T bersuku Dayak, alamat di Jl.Mendawai Palangka Raya. Pendidikan terakhir Ny.T SMP.
2.1.3 Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan: “anak saya sesak napas sejak tadi malam ”.
2.1.4        Riwayat Kesehatan
2.1.4.1  Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu An.L mengatakan bahwa sejak 4 hari yang lalu anaknya menderita batuk/pilek, oleh keluargaa di berikan obat hufagrip batuk/pilek berkurang. Pada tanggal 31 Juli 2016 (22.21 WIB) anak rewel dan tidurnya gelisah karena sesak, oleh keluarga di pijat dan sesak berkurang, akan tetapi pada tanggal 1 agustus 2016 subuh anaknya sesak lagi disertai batuk dan pilek , oleh keluarga di bawa ke Puskesmas Bukit Hindu untuk dilakukan pengobatan.
2.1.4.2  Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ibu An.L mengatakan tidak pernah menderita sakit seperti ini, hanya saja batuk, pilek dan demam saja.
2.1.4.3         Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1)   Riwayat Prenatal: G1, P1, A0 selama hamil ibu pernah sakit, Ibu pasien memeriksakan kandungannya rutin ke bidan dan lengkap dalam melakukan imunisasi TT di Puskesmas.
2)   Riwayat Natal: Ibu mengatakan persalinannya ditolong oleh Bidan Praktik, kelahiran normal.
3)   Riwayat Postnatal: Anak lahir sehat, Berat Badan 2,8 kg.
2.1.4.4         Status Imunisasi
Anak telah memperoleh imunisasi BCG pada usia 1 bulan, DPT pada usia 2 bulan, Polio pada usia 3 bulan, Campak pada usia 6 bulan, dan Hepatitis 8 bulan.
2.1.4.5           Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny.T mengatakan bahwa dalam Keluarga Ny.T tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, tapi memiliki riwayat hipertensi di dalam keluarga dari pihak ibu pasien. Ibu pasien mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat anaknya sesak karena ini adalah anak pertamanya. Ibu pasienn tampak gelisah
MK: Kurang Pengetahuan
2.1.4.6 Susunan Genogram 3 (tiga) Generasi
 






Keterangan :
                                    : Laki-laki                                            : Orang terdekat
                                    : Perempuan                                        : Tinggal serumah
                                    : Pasien
                                    : Meninggal
Bagan 2.1       Genogram Keluarga
Sumber: Data Primer (2016)



2.2              Pemeriksaan Fisik
2.2.1        Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien adalah compos mentis/sadar penuh, tampak lemah, tampak pucat, tampak sesak, kontak mata baik, ujung ekstremitas teraba dingin, Rewel dan gelisah, Klien dapat berbicara dengan belum lancar, penampilan cukup rapi.
2.2.2        Tanda Vital
Tanda-tanda vital klien saat dikaji adalah suhu 37,4° C, RR  44 x/Menit, Nadi 110x/Menit.
2.2.3        Kepala dan Wajah
2.2.3.1    Ubun-ubun
Ubun-ubun pasien dalam keadaan sudah menutup sempurna dan tidak ada kelainan pada ubun-ubun klien.
2.2.3.2    Rambut
    Klien memiliki rambut berwarna hitam, tidak rontok, tidak mudah di cabut dan tidak kusam.
2.2.3.3    Kepala
Keadaan kulit kepala bersih tidak berketombe, pada kepala tidak ada perlukaan serta tidak ada peradangan atau benjolan.
2.2.3.4  Mata
Pada saat dilakukan pemeriksaan bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna normal (merah muda), sklera berwarna putih, reflek pupil positif yaitu pada saat diberikan reflek cahaya pupil mengecil. Ketajaman penglihatan klien baik dibuktikan klien dapat melihat benda dari kejauhan.
2.2.3.5       Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada peradangan dan ketajaman pendengaran klien baik, klien menoleh saat ada suara memanggil nyanamanya.
2.2.3.6  Hidung
Bentuk hidung simetris pada saat dilakukan pemeriksaan terdapat secret kental berwarna kuning kehijauan di kedua hidung.


2.2.3.7  Mulut
Pada saat dilakukan pemeriksaan keadaan bibir kering dan bibir utuh. Serta lidah kotor
2.2.3.8  Gigi
Klien mempunyai gigi belum lengkap.
2.2.3.9    Leher dan Tenggorokan
Pada saat dilakukan pemeriksaan bentuk leher simetris, pada saat minum anak menelan dengan baik, pada saat anak membuka mulut tidak ada pembesaran tonsil, tidak terdapat secret pada tenggorokan. Tidak tampak adanya pembesaran vena jugularis, tidak ada benjolan dan peradangan.
2.2.3.10   Dada
Pada saat baju anak dibuka bentuk dada simetris, batuk produktif/berdahak, terdapat retraksi dada, bunyi nafas yang terdengar menggunakan stetoskop yaitu vesikuler dan terdapat suara napas tambahan wheezing di sebalah kanan , tipe pernafasan dada dan perut, bunyi jantung normal saat diauskultasi terdengar (lub dub/S1,S2). Tidak ada iktus kordis,
Keluhan lainnya: anak saya batuk berdahak sudah 4 hari ini
MK: Bersihan jalan napas tidak efektif
2.2.3.11   Punggung
Bentuk punggung simetris, tidak ada peradangan dan benjolan.
2.2.3.12   Abdomen
Bentuk abdomen kiri dan kanan simetris, warna kulit putih, tidak terdapat nyeri tekan di semua lapang abdomen, bising usus (+),
2.2.3.13   Ekstremitas
Pergerakan atau tonus otot bebas, klien dapat melakukan aktivitas sendiri dengan bantuan. Tidak terdapat adanya oedema, sianosis dan clubbing finger. Keadaan kulit halus, turgor kulit elastis dapat kembali dalam waktu <2 detik dan kulit teraba hangat.
2.2.3.14   Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian
2.3         Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
2.3.1        Gizi: Baik, BB sekarang 8,4 kg, panjang badan 70 cm, kebutuhan gizi terpenuhi.
2.3.2        Kemandirian Dalam Bergaul:Ibu mengatakan anaknya dapat menggunakan sendok garpu dan membuka pakaian sendiri.
2.3.3        Motorik Halus:Ibu mengatakan anaknya sudah mampu membuat menara dari 2 kubus
2.3.4        Motorik Kasar:Ibu mengatakan anaknya dapat berjalan mundur
2.3.5   Kognitif dan Bahasa: Ibu mengatakan anaknya sudah mampu berkata-kata yaitu sebanyak 3-4 kata : mama, papa, mam, ee
2.3.6   Psikososial:Anak dapat berkumpul dan berbuat lucu dalam lingkup keluarga dan tetangga
2.4    Pola Aktivitas Sehari-hari
Tabel 2.1 Pola Aktivitas Sehari-hari
No
Pola Kebiasaan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1
Nutrisi:
a.       Frekuensi

b.      Nafsu makan
c.       Jenis makanan

3-4x sehari

Baik
Makanan lunak

3x sehari (1/2 porsi)

Baik
 Makanan lunak
2
Eliminasi
a.       BAB
Frekuensi
Konsistensi
b.      BAK
Frekuensi
Konsistensi


1-2 kali sehari
Lunak

8-10 kali sehari, warna kuning pekat.


1 kali sehari
Lunak

5-7 kali sehari, warna kuning pekat,
3
Istirahat/tidur
a.       Siang/jam
b.      Malam/jam

1 jam/siang
7-8 jam/malam

2-3 jam/siang
7 jam/malam
4
Personal Hygiene
a.       Mandi

b.      Oral Hygiene

2-3 kali sehari

2 kali sehari

Tidak ada mandi hanya diseka saja.
1 kali sehari








2.5      Data Penunjang
Tidak ada dilakukan pemeriksaan Penunjang
2.6    Penatalaksanaan Medis
Tabel 2.2 Penatalaksaan Medis tanggal 24Juni 2016
Nama obat
Dosis
Golongan  dan farmakokinetik
Amoxicillin syrup
2x 5 ml
Golongan obat antibiotic penisilin yang bekerja sebagai spectrum luas untuk membunuh bakteri gram negatif dan positis.
Pulv :
-   Paracetamol 500 mg (1 ½ Tablet)
X Bungkus
3x 1 bungkus
Golongan obat analgesic, mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat dalam tubuh yang disebut prostaglandin
-   Glyceryl Guaiacolate 100 mg (1 ½ Tablet)
Mengencerkan dahak pada saluran napas sehingga mampu mempermudah pengeluaran dahak
-   Dexamethasone 0,5 mg (1 ½ Tablet)


-   Salbutamol 2 mg 
   (1 tablet )
Dexamethasone merupakan kelompok obat kortikosteroid. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat-zat di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.

Golongan bronkodilator, yang berfungsi untukmelebarkan saluran napas.
Sumber: Indikasi dan kontraindikasi dari ISO (Informasi Spesialite Obat).
        Palangka Raya, 2 Agustus 2016
Mahasisawa



Cici Pambriani
                                                                                 

2.7      Analisa Data
Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil pengkajian maka dapat dilakukan analisis data, yaitu.
Tabel 2.3 Analisa Data
Data Subyektif dan Data Obyektif
Kemungkinan Penyebab
Masalah
DS: anak saya batuk berdahak sudah 4 hari ini
”.
DO:    
-            Pasien tampak lemah
-            Pasien  tampak pucat.
-            RR 44 xmenit
-            Ada retraksi dada
-            Bunyi napas tambahan: wheezing di sebelah kanan
-            Ujung Ekstremitas teraba dingin
-            Batuk produktif
-            Secret hidung berwarna kuning kehijauan kental

Factor pencetus
 

Infeksi mikroorganisme virus/bakteri/jamur/protozoa
 

Inhalasi: udara/aspirasi organism dari nasofaring/hematogen
 

Pneumonia
 

pelepasan eksotoksin dan endotoksin /kerusakan epitel
 

peningkatan produksi sputum purulen/pembentukan eksudat



Bersihan jalan napas tidak efektif






DS: anak saya sesak napas sejak tadi malam

DO:
-       Keadaan umum lemah
-       Tampak pucat
-       RR 44x/menit
-       Tampak sesak
-       Retraksi dinding dada
-       Tipe pernapasan dada dan perut
-       Ujung ekstremitas teraba dingin
-       Rewel dan gelisah
-       re

Factor pencetus
 

Infeksi mikroorganisme virus/bakteri/jamur/protozoa
 

Pneumonia
 

Limfostik peribronkiolus dan infeksi sel bulat interstitial di dktus dan dinding alveolus
 

Gangguan difusi O2 dan CO/kapasitas pembawa oksigen darah
Gangguan pertukaran gas 
DS: Ibu pasien mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat anaknya sesak karena ini adalah anak pertamanya. Ibu pasienn tampak gelisah
DO:
-      saat ditanya tentang penyakit anaknya , ibu pasien tidak tahu
-      ibu tampak gelisah
-      genogram keluarga menunjukkan, ini adalah anak pertama

Factor pencetus
 

Infeksi mikroorganisme virus/bakteri/jamur/protozoa
 

Inhalasi: udara/aspirasi organism dari nasofaring/hematogen
 

pelepasan eksotoksin dan endotoksin /kerusakan epitel
 

peningkatan produksi sputum purulen
 

pneumonia
 

kurang pengetahuan akibat kurang informasi dan pengalaman


Kecemasan orang tua
Text Box: 34 Text Box: 35























2.8      Diagnosa berdasarkan Skala Prioritas Keperawatan
1)   Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gangguan difusi O2 dan CO
2)   Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret akibat proses peradangan
3)   Kecemasan orang tua berhubungan dengan berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat kurang informasi dan pengalaman

2.9      Intervensi Keperawatan
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan (Kriteria Hasil)
Intervensi
Rasional
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gangguan difusi O2 dan CO

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x kunjungan diharapkan gangguan pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil:
-          Tidak ada sianosis
-          Napas normal < 40x/menit
-          Tidak terjadi sesak
-          Tidak ada hipoksia
-          Klien tampak tenang
1.      Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas



2.      Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.      Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4.      Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat
5.      Kolaborasi dalam pemberian terapi
1.   Menifestasi distress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
2.   Meningkatkan inspirasi maksimal

3.   Menjaga pertukaran gas ayang optimal dilingkungan pasien
4.   Mengurangi sesak
5.   Secara paten menambah suplai oksigen
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret akibat proses peradangan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan diharpkan jalan napas kembali efektif dengan criteria hasil:
-             Napas normal <40 x /menit
-             Batuk dan pilek teratasi
-             Bunyi napas bersih
-             Tidak terjadi sianosis
1.      Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada


2.      Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.      Anjurkan ibu memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
4.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi
1.      Menifestasi distress pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
2.      Meningkatkan inspirasi maksimal

3.      Air hangat memobilisasi dan mengeluarkan secret
4.      Alat untuk menurunkan spasme bronkus
Kecemasan orang tua berhubungan dengan berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat kurang informasi dan pengalaman
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x kunjungan rumah diharapkan orang tua cemas berkuang, dengan criteria hasil:
-       Tampak tenang
-       Pengetahuan baik
-       Kooperatif
-       Mampu merawat anggota keluarga yang sakit
1.      Kaji tingkat kecemasan keluarga

2.      Berikan informasi kesehatan tentang penyakit yang dialami anaknya

1.      Mengetahui sejauh mana dan penyebab dari kecemasan ibu
2.      Menambah pengetahuan ibu dan keluarga


















2.10  Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 2.6Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Tanda Tangan Perawat
Senin, 1 Agustus 2016
09.00 WIB

09.20 WIB
09.22 WIB


09.10 WIB















09.00 WIB

09.20 WIB


09.23 WIB


09.10 WIB







09.00 WIB

12.10 WIB



Diagnose 1
1.  Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2.  Menganjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.  Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4.  Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat
5.  Berkolaborasi dalam pemberian terapi bronkodilator: Pulv: Paracetamol, dexamethasone, Glyceryl Guaiacolate, salbutamol


Kunjungan pertama jam 12.00 WIB
S: ibu mengatakan masih sesak
O: RR 42x.menit, pernapasan dada dan perut, ektremitas masih teraba dingin, tidak ada retraksi dinding dada, posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1 dan 2, dan motivasi ibu untuk memberikan obat jika anak sesak.
Cici Pambriani
Diagnose 2
1.    Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.    Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.    Anjurkan ibu memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
4.    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi
-       Antibiotic: Amoxicilin syrup 2 x 5 ml
-       Pulv: Paracetamol, dexamethasone, Glyceryl Guaiacolate, salbutamol
Kunjungan pertama jam 12.00 WIB
S: ibu mngatakan anaknya masih batuk
O:RR 42x/menit, pernapsan dada dan perut, batuk produktif, secret hidung kental kekuningan, bunyi napas wheezing sebelah kanan, ujung ekstremitas masih terabas dingin,
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai  saran dokter
Diagnose 3
1.Mengkaji tingkat kecemasan keluarga
2.Memberikan informasi kesehatan tentang penyakit yang dialami anaknya: melakukan penkes

Kunjungan pertama pukul 12.45 WIB
S: saya bisa tenang sekarang
O: ibu tampak tenang, pengetahuan baik, kooperatif.
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi: motivasi ibu untuk selalu belajar dan mencari informasi



Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Tanda Tangan Perawat
Selasa, 2 Agustus 2016
12.00 WIB

12.02 WIB












12.00 WIB

12.02 WIB


12.03 WIB







Diagnose 1
1.   Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2.   Menganjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.   Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4.   Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat

Kunjungan kedua jam 12.30 WIB
S: ibu mengatakan sesak berkurang
O: RR 40x.menit, pernapasan dada , ektremitas masih teraba dingin, tidak ada retraksi dinding dada, posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1 dan 2, dan motivasi ibu untuk memberikan obat jika anak sesak.
Cici Pambriani
Diagnose 2
1.   Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.   Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.   Anjurkan ibu memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
-        
Kunjungan pertama jam 12.30 WIB
S: ibu mngatakan anaknya masih batuk tapi sudah berkurang
O:RR 40x/enit, pernapsan dada batuk produktif, secret hidung cair bening, bunyi napas vesikuler, ujung ekstremitas masih terabas dingin,
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-3, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai  saran dokter






Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Tanda Tangan Perawat
Rabu, 3 Agustus 2016
12.00 WIB

12.02 WIB








12.00 WIB

12.02 WIB


12.03 WIB







Diagnose 1
1.  Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2.  Menganjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.  Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4.  Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat

Kunjungan ketiga jam 12.30 WIB
S: ibu mengatakan tidak sesak
O: RR 35x.menit, pernapasan dada , ektremitas teraba hangat, tidak ada retraksi dinding dada, posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi.
Cici Pambriani
Diagnose 2
1.   Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.   Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.   Anjurkan ibu memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
-        
Kunjungan ketiga jam 12.30 WIB
S: ibu mngatakan batuknya sudah berkurang
O:RR 35x/enit, pernapsan dada batuk produktif, bunyi napas vesikuler, ujung ekstremitas teraba hangat: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-3, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai  saran dokter






Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan saat kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Tanda Tangan Perawat
Kamis, 4 Agustus 2016
12.00 WIB

12.02 WIB
12.05 WIB
Diagnose 2

1.   Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.   Anjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.   Anjurkan ibu memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan

Kunjungan keempat jam 12.30 WIB
S: ibu mngatakan batuk sudah sembuh
O:RR 35x/enit, pernapasan dada, bunyi napas vesikuler, ujung ekstremitas teraba hangat: masalah teratasi
P: hentikan intervensi: motivasi ibu tetap mengikuti program pengobatan.

Cici pambriani


PAKET PENYULUHAN

Topik                           :  Pneumonia
Sasaran                        : Pasien dan Keluarga
Tempat                        : Puskesmas Bukit Hindu
Waktu                         : 1 x 30 menit

 I.      TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Hasil dari proses penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat menginformasikan dan mengetahui  tentang penyakit pneumonia sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

II.      TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat :
1.      Mengetahui pengertian dari pneumonia
2.      Mengetahui penyebab dari pneumonia
3.      Mengetahui tanda dan gejala – gejala dari pneumonia
4.      Mengetahui cara pengobatan dari pneumonia

III.      SASARAN
Klien dan keluarga klien di Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

IV.      MATERI
1)      Pengertian  dari pneumonia.
2)      Penyebab dari pneumonia.
3)      Tanda dan gejala dari pneumonia.
4)      Cara pengobatan dari pneumonia

V.      METODE
1)      Ceramah
2)      Tanya Jawab
VI.      MEDIA
·         Leaflet
·         Lembar Balik

VII.      KRITERIA EVALUASI
1)      Evaluasi Struktur
·         Klien dan keluarga klien hadir ditempat penyuluhan.
·         Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
·         Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2)      Evaluasi Proses
·         Klien dan keluarga klien antusias terhadap materi penyuluhan.
·         Klien dan keluarga klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
·         Klien dan keluarga klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3)      3.      Evaluasi Hasil
·      Klien dan keluarga klien mengetahui tentang pneumonia sehingga dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
·        












VIII.      KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
1.
3 menit
Pembukaan :
·         Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·         Memperkenalkan diri
·         Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·         Menyebutkan materi yang akan diberikan

·        Menjawab salam

·        Mendengarkan
·        Memperhatikan

·        Memperhatikan
2.
15 menit
Pelaksanaan :
·         Menjelaskan tentang pengertian dari pneumonia
·         Menjelaskan tentang penyebab dari pneumonia
·         Menjelaskan tentang tanda dan gejala dari pneumonia
·         Menjelaskan tentang cara pengobatan dari pneumonia

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan

·         Memperhatikan
3.
10 menit
Evaluasi :
·         Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada klien atau keluarga klien yang dapat menjawab pertanyaan.

·        Menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Terminasi :
·         Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
·         Mengucapkan salam penutup

·        Mendengarkan

·        Menjawab salam


MATERI PENYULUHAN
PNEUMONIA PADA ANAK
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 :2000 )
B. Penyebab Pneumonia
Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri, yaitu Streptococcus pneumonia dan Haemophillus influenza. Pada bayi dan anak kecil ditemukan Staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat dan sangat progesif dengan mortalitas tinggi.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 :2000 )
C. Tanda dan Gejala Pneumonia
Gejala dari radang paru atau pneumonia ini bervariasi, tergantung dari usia anak & penyebabnya sendiri apakah dari bakteri atau virus. Yang harus kita perhatikan pada anak ketika ada tanda-tanda pneumonia yaitu :
Anak harus tenang.
  1. Hitung nafas dalam 1 menit
  2. Adakah tarikan dinding dada 
Penentuan ada tidaknya tanda bahaya yaitu
Pada anak umur <2 bulan yaitu :
  1. Kurang bisa minum
  2. Kejang
  3. Kesadaran menurun
  4. Stridor
  5. Wheezing
  6. Demam atau dingin
Bagi bayi yang ada tanda bahaya tersebut langsung bawa kerumah sakit.



Pada anak umur 2 bulan sampai < 5 tahun yaitu :
  1. Tidak bisa minum
  2. Kejang
  3. Stridor
  4. Kesadaran menurun
  5. Gizi buruk
Bagi anak yang ada tanda bahaya tersebut langsung bawa anak ke rumah sakit.
Kadang-kadang gejala yang terlihat pada anak adalah nafas yang tidak teratur. Apabila radang paru atau pneumonia terjadi pada paru-paru bagian bawah dekat dengan daerah perut, maka masalah pernafasan tidak akan tampak, gejala yang terjadi adalah demam, nyeri pada perut atau muntah.
Ketika radang paru atau pneumonia disebabkan oleh bakteri, maka anak yang terinfeksi akan cepat memburuk serta mengalami demam tinggi secara tiba-tiba & nafas yang tidak teratur. Tetapi apabila radang paru atau pneumonia tersebut disebabkan oleh virus, maka gejala yang tampak akan terlihat secara bertahap. Nafas berbunyi biasanya terjadi pada radang paru atau pneumonia karena virus.
Pada pemeriksaan, dokter mungkin mendengar suara napas abnormal yang disebut crackles dan adanya tanda-tanda efusi pleura, penumpukan cairan abnormal pada paru-paru. Efusi bertanggung jawab untuk demam, dada, sesak napas, dan batuk produktif. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak:2005 )
D. Klasifikasi  Penyakit

UMUR KURANG 2 BULAN

KLASIFIKASI
PNEUMONIA BERAT
BUKAN PNEUMONIA
TANDA
–          Nafas Cepat : > 60x/menit
–          Tarikan diding dada bagian bawah kedalam yang KUAT
–          Tidak ada nafas cepat : <60 menit
–          Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
TINDAKAN
–          Kirim segera ke sarana rujukan

Beri nasehat cara perawatan dirumah :
–          Jaga agar bayi tidak kedinginan.
–          Teruskan pemberian asi dan beri asi lebih sering.
–          Bersihkan hidung bila tersumbat.

Anjurkan ibu untuk kembali control bila:
–          Keadaan bayi memburuk
–          Nafas menjadi cepat
–          Bayi sulit bernafas
–          Bayi sulit untuk menyusu.

UMUR 2 BULAN SAMPAI < 5 TAHUN
  
KLASIFIKASI
PNEOMONIA BERAT

PNEUMONIA
BUKAN PNEUMONIA
TANDA
Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam  yang KUAT
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Nafas cepat :
2bln-<12 bln : ≥50 x/menit
1thn-<5thn : ≥40x/menit
Tidak ada tarikan dinding dada bagian baawah ke dalam.
Tidak ada nafas cepat.
TINDAKAN
Segera rujuk ke sarana rujukan.
Bila tempat
-bila tempat rujukan jauh beri antibiotic 1 dosis.
-bila demam obati
-bila ada Wheezing obati
Nasehati ibu untuk melakukan tindakan perawatan di rumah.
Beri antibiotic selama 5 hari.
Anjurkan ibu untuk control 2 hari atau lebih cepat bila keadaan balita memburuk.
Jika batuk lebih dari 30 hari rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
Nasehati ibu untuk perawatan bayi dirumah.

SETELAH 2 HARI LAKUKAN PEMERIKSAAN KEMBALI PADA PNEUMONIA
 TANDA
Memburuk :
Tidak dapat minum.
Ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
Ada tanda- tanda bahaya.
Tidak berubah :

Membaik :
Nafas lebih membaik.
Panas nya turun.
Nafsu makan membaiik
TINDAKAN
Kirim ke sarana rujukan
Lanjutkan antibiotic sampai 5 hari
Teruskan Antibiotik sampai 5 hari
 Rentang pernafasan pada anak bayi dan balita yaitu : 30-50x/menit.
Rentang pernafasan pada orang dewasa yaitu : 16-24x/menit.
E. Komplikasi
Komplikasi pneumonia yaitu :
  1. Gagal pernafasan
  2. Penumpukan nanah di paru-paru
  3. Dan pembengkakan paru.
Sebagian orang infeksi bakteri berkembang di dalam darah, jika terinfeksi akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, juga dapat menyebabkan radang otak dan selaput sumsum tulang belakang, radang lapisan interior jantung, dan radang kantung yang mengelilingi jantung. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 :2000 )
F. Pencegahan
Ada beberapa cara pencegahan penyakit pneumonia. Untuk mencegah pneumonia perlu partisipasi aktif dari masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam dan di luar rumah. Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari terjadinya penyakit pneumonia baik balita maupun orang dewasa.
Berikut adalah upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia:
  1. Perawatan selama masa kehamilan
Untuk mencegah risiko bayi dengan berta badan lahir rendah, perlu gizi ibu selama kehamilan dengan mengkonsumsi zat-zat bergizi yang cukup bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan serta pencegahan terhadap hal-hal yang memungkinkan terkenanya infeksi selama kehamilan.
  1. Perbaikan gizi balita
Untuk mencegah risiko pneumonia pada balita yang disebabkan karena malnutrisi, sebaiknya dilakukan dengan pemberian ASI pada bayi neonatal sampai umur 2 tahun. Karena ASI terjamin kebersihannya, tidak terkontaminasi serta mengandung faktor-faktor antibodi sehingga dapat memberikan perlindungan dan ketahanan terhadap infeksi virus dan bakteri. Oleh karena itu, balita yang mendapat ASI secara ekslusif lebih tahan infeksi dibanding balita yang tidak mendapatkannya.
  1. Memberikan imunisasi lengkap pada anak
Untuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi yang memadai, yaitu imunisasi anak campak pada anak umur 9 bulan, imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali yaitu pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
  1. Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang batuk
Balita yang menderita batuk harus segera diberi pengobatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya penyakit batuk pilek biasa menjadi batuk yang disertai dengan napas cepat/sesak napas.5. Mengurangi polusi di dalam dan di luar rumah. Untuk mencegah pneumonia disarankan agar kadar debu dan asap diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu dan tidak membawa balita ke dapur serta membuat lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap rokok, lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, perubahan cuaca dan dan masuk angin sebagai faktor yang memberi kecenderungan untuk terkena penyakit pneumonia.
  1. Menjauhkan balita dari penderita batuk
Balita sangat rentan terserang penyakit terutama penyakit pada saluran pernapasan, karena itu jauhkanlah balita dari orang yang terserang penyakit batuk. Udara napas seperti batuk dan bersin-bersin dapat menularkan pneumonia pada orang lain. Karena bentuk penyakit ini menyebar dengan droplet, infeksi akan menyebar dengan mudah. Perbaikan rumah akan menyebabkan berkurangnya penyakit saluran napas yang berat. Semua anak yang sehat sesekali akan menderita salesma (radang selaput lendir pada hidung), tetapi sebagian besar mereka menjadi pneumonia karena malnutrisi.



1 komentar:

  1. Review of Lucky Club casino site - Lucky Club
    Lucky Club casino site is a top casino in India, established in 2014, operated by the PRAGMATIC luckyclub.live SLOT RNG casino group. The casino has an open gambling

    BalasHapus