LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AN.L DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANG POLI ANAK PUSKESMAS BUKIT HINDU
PALANGKA RAYA
STASE
KEPERAWATAN ANAK
OLEH:
CICI PAMBRIANI
2013.c.03b.0051
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2016
LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AN.L DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANG POLI ANAK PUSKESMAS BUKIT HINDU
PALANGKA RAYA
STASE
KEPERAWATAN ANAK
Disusun untuk Memenuhi Syarat dalam Kelulusan
pada Pendidikan
Profesi Ners Stase Keperawatan Gawat Darurat
OLEH:
CICI PAMBRIANI
2013.c.03b.0051
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2016
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya
yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Cici Pambriani
NIM : 2013.c.03b.0051
Program : S1 Keperawatan Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada An.L dengan Diagnosa Medis Pneumonia di Ruang Poli Anak Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa asuhan keperawatan ini merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat, begitu pula yang terkait di
dalamnya baik mengenai isi, sumber yang dikutip atau dirujuk, maupun teknik di
dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Pernyataan ini akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya, apabila di
kemudian hari terbukti bahwa asuhan keperawatan ini bukan hasil karya sendiri
atau plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Dibuat di : Palangka Raya
Tanggal : 01
Agustus 2016
Yang Menyatakan,
Cici Pambriani
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan pada An.L dengan Diagnosa Medis Pneumonia di Ruang Poli Anak Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya. Penulisan
laporan asuhan keperawatan anak
ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dra. Mariaty Darmawan, MM. selaku
Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan praktik profesi keperawatan medikal
bedah.
2.
Emilia
Kayawati,
S. Kep. selaku preseptor klinik yang telah banyak
membantu kami dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak.
3.
Lisnae
Waty, S.Kep, Ns selaku
dosen pendamping dan pembimbing akademik yang telah banyak membantu kami dalam
melaksanakan asuhan keperawatan anak
4.
Keluarga dan klien An.L yang telah bersedia untuk menjadi
klien dalam pemberian asuhan keperawatan anak
Kiranya Tuhan Yang Maha
Esa memberkati dan membalas kebaikan mereka terhadap penyusun. Semoga laporan
yang penyusun buat ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.
Palangka
Raya, Agustus 2016
Penulis
|
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pneumonia
1.1.1 Definisi
Pneumonia adalah
penyakit umum. Hal ini disebabkan oleh banyak kuman yang berbeda. Pneumonia
yang dimulai di rumah sakit cenderung lebih serius daripada infeksi paru-paru
lainnya.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001)
1.1.2
Etiologi
1)
Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2)
Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3)
Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4)
Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
1.1.3
Klasifikasi Pneumonia
1)
Berdasarkan
ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
-
Pneumonia
tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus atau
lobularis.
-
Pneumonia
atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran
infiltrat paru bilateral yang difus.
2)
Berdasarkan
faktor lingkungan :
-
Pneumonia
komunitas
-
Pneumonia
nosokomial
-
Pneumonia
rekurens
-
Pneumonia
aspirasi
-
Pneumonia
pada gangguan imun
-
Pneumonia
hipostatik
3)
Berdasarkan
sindrom klinis :
-
Pneumonia
bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai
parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia
bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang
disertai konsolidasi paru.
-
Pneumonia
non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia
pneumoniae atau Legionella.
1.1.4
Manifestasi klinis
Menurut Corwin (2001), gejala-gejala pneumonia serupa untuk
semua jenis pneumonia, tetapi terutama mencolok pada pneumonia yang disebabakan
oleh bakteri. Gejala-gejala mencakup:
1)
Demam
dan menggigil akibat proses peradangan
2)
Batuk yang sering produktif dan purulen
3)
Sputum berwarna merah karat (untuk
streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau
kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa)
4)
Krekel
(bunyi paru tambahan).
5)
Rasa
lelah akibat reaksi peradangan dan edema.
6)
Biasanya
sering terjadi respons subyektif dispnu. Dispnu adalah peasaan sesak atau
kesulitan bernafas yang dapat disebabkan oleh penurunan pertukaran gas-gas.
7)
Mungkin
timbul tanda-tanda sianosis
8)
Ventilasi
mungkin berkurang akibat penimbunan mucus, yang dapat menyebabkan atelektasis
absorpsi.
9)
Hemoptisis,
batuk darah, dapat terjadi akibat cedera toksin langsung pada kapiler atau
akibat reaksi peradangan yang menyebabkan kerusakan kapiler.
1.1.5
Patofisiologi
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih
& Effendy (2004), Dari berbagai macam penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan
riketsia, pneumonitis hypersensitive dapat
menyebabkan penyakit primer. Pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yang
paling jelas adalah pada klien yang diintubasi, kolonisasi trachea
dan terjadi mikroaspirasi sekresi saluran pernafasan atas yang terinfeksi,
namun tidak semua kolonisasi akan mengakibatkan pneumonia.
Menurut Asih & Effendy (2004),
mikroorganisme dapat mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
1)
Ketika
individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan
kedalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2)
Mikroorganisme
dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari peralatan terapi
pernafasan yang terkontaminasi.
3)
Pada
individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik
4)
Staphylococcus
dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi
sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru
dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti
reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada
individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri,
melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan
respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh
beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane
alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales
terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang menyebabkan
abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan oleh staphilococcuc
atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru.
Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang
respons inflamasi, dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang
selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain . sedangkan pada pneumonia
viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi
dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan suatu
lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel
bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian
bawah.
1.1.6
Pemeriksaan penunjang
1) Sinar x : mengidentifikasi
distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat,
empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial);
atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar
x dada mungkin bersih.
2) Analisa Gas Darah (Analisa Gas
Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat
dan penyakit paru yang ada.
3) Pemeriksaan gram/kultur sputum dan
darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik
atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.
4) JDL : leukositosis biasanya ada,
meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun
memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5) Pemeriksaan serologi : titer virus
atu legionella, aglutinin dingin.
6) LED : meningkat
7) Pemeriksaan fungsi paru : volume
ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin
meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8) Elektrolit : natrium dan klorida mungkin
rendah
9) Bilirubin : mungkin meningkat
Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan
intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik(CMV)
1.1.7
Penatalaksanaan medis
Menurut Meldawati (2009),
Penatalaksaan untuk pneumonia tergantung pada penyebab sesuai dengan yang
ditemukan oleh pemeriksaan sputum Pengobatan dan mencakup, antara lain:
1)
Antibiotik, terutama untuk pneumonia
bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotic untuk
mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
2)
Istrahat
3)
Hidrasi
untuk membantu melancarkan sekresi
4)
Tekhnik-tekhnik
bernafas dalam untuk menningktakan ventilasi alveolus dan mengurang resiko
atelektasis.
5)
Juga
diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang diidentifikasi
dari biakan sputum.
1.1.8
Manajemen Keperawatan
1.1.8.1 Pengkajian
keperawatan
1)
Aktivitas
/ istirahat
-
Gejala
: kelemahan, kelelahan, insomnia
-
Tanda
: Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
2)
Sirkulasi
-
Gejala
: riwayat gagal jantung kronis
-
Tanda
: takikardi, penampilan keperanan atau pucat
3)
Integritas
Ego :Gejala
: banyak stressor, masalah finansial
4)
Makanan
/ Cairan
-
Gejala
: kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM
-
Tanda
: distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk,
penampilan malnutrusi
5)
Neurosensori
-
Gejala
: sakit kepala bagian frontal
-
Tanda
: perubahan mental
6)
Nyeri
/ Kenyamanan :Gejala
: sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia
7)
Pernafasan
-
Gejala
: riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal,
penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
-
Tanda
: sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
-
Perkusi
; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
-
Bunyi
nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial
-
Framitus
: taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
-
Warna
: pucat atau sianosis bibir / kuku
8)
Keamanan
-
Gejala
: riwayat gangguan sistem imun, demam
-
Tanda
: berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus
rubela / varisela
9)
Penyuluhan
:Gejala : riwayat mengalami
pembedahan, penggunaan alkohol kronis
1.1.8.2 Diagnosa
keperawatan
1)
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental,
kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema ystem, edema trakeal/ faringeal.
2)
Resiko
tinggi gangguan pertukarangas yang berhubungan dengan penurunan jaringan
efektif paru, atelektasis, kerusakan membrane alveola-kapiler, edema bronchial.
3)
Hipertermi
yang berhubungan dengan reaksi sistemis: bekteremia/piremia, penigkatan laju
metbolisme umum.
4)
Intoleransi aktifitas yang berhubungan
dengan kelemahan fisk peningkatan metabolisme umum sekunder dari kerusakan
pertukaran gas.
5) Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan merabolisme
tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
6)
Resiko kekurangan volume cairan yang
berhubungan dengan demam, diaphoresis, dan masukan oral sekunder terhadap
proses pneumonia
1.1.8.3 Intervensi
Keperawatan
1)
Diagnosa
Perawatan : Kebersihan jalan nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan :
- Inflamasi trakeobronkial,
pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum
- Nyeri pleuritik
- Penurunan energi, kelemahan
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-
Perubahan
frekuensi kedalaman pernafasan
-
Bunyi
nafas tak normal, penggunaan otot aksesori
-
Dispnea,
sianosis
-
Batuk
efektif/tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum
Kriteria Hasil :
-
Menunjukkan
perilaku mencapai kebersihan jalan nafas
-
Menunjukkan
jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosis
Intervensi Keperawatan :
Mandiri
-
Kaji
frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada
-
Auskultasi
paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas tambahan
(krakles, mengi)
-
Bantu
pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
-
Penghisapan
sesuai indikasi
-
Berikan
cairan sedikitnya 2500 ml/hari
Kolaborasi
-
Bantu
mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain
-
Berikan
obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik
-
Berikan
cairan tambahan
-
Awasi
seri sinar ‘X’ dada, Analisa Gas Darah, nadi oksimetri
-
Bantu
bronkoskopi / torakosintesis bila diindikasikan
2)
Diagnosa
Perawatan : Kerusakan pertukaran gas
Dapat dihubungkan dengan :
-
Perubahan
membran alveolar – kapiler (efek inflamasi)
-
Gangguan
kapasitas oksigen darah
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-
Dispnea,
sianosis
-
Takikardi
-
Gelisah/perubahan
mental
-
Hipoksia
Kriteria Hasil :
-
Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan Analisa Gas Darah dalam
rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan
-
Berpartisipasi
pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen
Intervensi Keperawatan :
-
Kaji
frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
-
Observasi
warna kulit, membran mukosa dan kuku
-
Kaji
status mental
-
Awasi
status jantung/irama
-
Awasi
suhu tubuh, sesui indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam
dan menggigil
-
Pertahankan
istirahat tidur
-
Tinggikan
kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif
-
Kaji
tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/perasaan.
-
Berikan
terapi oksigen dengan benar
-
Awasi
Analisa Gas Darah
3)
Diagnosa
Perawatan : Pola nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan dengan :
-
Proses
inflamasi
-
Penurunan
complience paru
-
Nyeri
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-
Dispnea,
takipnea
-
Penggunaan
otot aksesori
-
Perubahan
kedalaman nafas
-
Analisa
Gas Darah abnormal
Kriteria Hasil : Menunjukkan pola pernafasan normal/efektif dengan Analisa
Gas Darah dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan :
-
Kaji
frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
-
Auskultasi
bunyi nafas
-
Tinggikan
kepala dan bantu mengubah posisi
-
Observasi
pola batuk dan karakter sekret
-
Dorong/bantu
pasien nafas dalam dan latihan batuk efektif
-
Berikan
Oksigen tambahan
-
Awasi
Analisa Gas Darah
4)
Diagnosa
Perawatan : Peningkatan suhu tubuh
Dapat dihubungkan dengan : Proses infeksi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-
Demam,
penampilan kemerahan
-
Menggigil,
takikardi
Kriteria Hasil :
-
Pasien
tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh
-
Tidak
menggigil
-
Nadi
normal
Intervensi Keperawatan :
-
Obeservasi
suhu tubuh (4 jam)
-
Pantau
warna kulit
-
Lakukan
tindakan pendinginan sesuai kebutuhan
-
Berikan
obat sesuai indikasi : antipiretik
-
Awasi
kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari
5)
Diagnosa
Perawatan : Resiko tinggi penyebaran infeksi
Dapat dihubungkan dengan :
-
Ketidakadekuatan
pertahanan utama
-
Tidak
adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun)
Kemungkinan dibuktikan oleh : Tidak dapat diterapkan tanda-tanda dan gejala-gejala membuat
diagnosa aktual
Kriteria Hasil :
-
Mencapai
waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi
-
Mengidentifikasikan
intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
Intervensi Keperawatan :
-
Pantau
Tanda-tanda Vital
-
Anjurkan
klien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna jumlah
dan bau sekret
-
Dorong
teknik mencuci tangan dengan baik
-
Ubah
posisi dengan sering
-
Batasi
pengunjung sesuai indikasi
-
Lakukan
isolasi pencegahan sesuai individu
-
Dorong
keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang.
-
Berikan
antimikrobal sesuai indikasi
6)
Diagnosa
Perawatan : Intoleransi aktivitas
Dapat dihubungkan dengan :
-
Ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
-
Kelemahan,
kelelahan
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-
Laporan
verbal kelemahan, kelelahan dan keletihan
-
Dispnea,
takipnea
-
Takikardi
-
Pucat
/ sianosis
Kriteria Hasil : Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap
aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan
Tanda-tanda Vital dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan :
-
Evaluasi
respon klien terhadap aktivitas
-
Berikan
lingkungan tenang dan batasi pengunjung
-
Jelaskan
pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
-
Bantu
pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur
-
Bantu
aktivitas perawatan diri yang diperlukan
7)
Diagnosa
Perawatan : Nyeri
Dapat dihubungkan dengan :
-
Inflamasi
parenkim paru
-
Reaksi
seluler terhadap sirkulasi toksin
-
Batuk
menetap
Kemungkinan dibuktikan dengan :
-
Nyeri
dada
-
Sakit
kepala, nyeri sendi
-
Melindungi
area yang sakit
-
Perilaku
distraksi, gelisah
Kriteria Hasil :
-
Menyebabkan
nyeri hilang / terkontrol
-
Menunjukkan
rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas dengan cepat
Intervensi Keperawatan :
-
Tentukan
karakteristik nyeri
-
Pantau
Tanda-tanda Vital
-
Ajarkan
teknik relaksasi
-
Anjurkan
dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
8)
Diagnosa
Perawatan : Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dapat dihubungkan dengan :
-
Peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi
-
Anoreksia
distensi abdomen
Kriteria Hasil :
-
Menunjukkan
peningkatan nafsu makan
-
Berat
badan stabil atau meningkat
Intervensi Keperawatan :
-
Indentifikasi
faktor yang menimbulkan mual atau muntah
-
Berikan
wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
-
Auskultasi
bunyi usus
-
Berikan
makan porsi kecil dan sering
-
Evaluasi
status nutrisi
9)
Diagnosa
Perawatan : Resti kekurangan volume cairan
Faktor resiko : Kehilangan cairan berlebihan
(demam, berkeringan banyak, hiperventilasi, muntah)
Kriteria Hasil :
-
Balance
cairan seimbang
-
Membran
mukosa lembab, turgor normal, pengisian kapiler cepat
Intervensi Keperawatan :
-
Kaji
perubahan Tanda-tanda Vital
-
Kaji
turgor kulit, kelembaban membran mukosa
-
Catat
laporan mual / muntah
-
Pantau
masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine
-
Hitung
keseimbangan cairan
-
Asupan
cairan minimal 2500 / hari
-
Berikan
obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik
-
Berikan
cairan tambahan IV sesuai keperluan
10)
Diagnosa
Perawatan : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
Dapat dihubungkan dengan :
-
Kurang
terpajan informasi
-
Kurang
mengingat
-
Kesalahan
interpretasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-
Permintaan
informasi
-
Pernyataan
kesalahan konsep
-
Kesalahan
mengulang
Kriteria Hasil :
-
Menyatakan
permahaman kondisi proses penyakit dan pengobatan
-
Melakukan
perubahan pola hidup
Intervensi Keperawatan :
-
Kaji
fungsi normal paru
-
Diskusikan
aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan
-
Berikan
dalam bentuk tertulis dan verbal
-
Tekankan
pentingnya melanjutkan batuk efektif
-
Tekankan
perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 1
Agustus 2016, Pukul: 09.00 WIB.
2.1.1
Identitas
Klien
Klien bernama An. L, klien berjenis kelamin perempuan usia kronologis klien sekarang 1 tahun 6 bulan 4 hari, klien beragama Islam. Klien adalah orang Dayak, alamat klien
di JL.Mendawai Palangka Raya. Pasien di
diagnosa medis Pneumonia
2.1.2
Identitas
Penanggung Jawab
Klien mempunyai orang tua
yang bernama Ny. T umur 27 tahun, beragama Islam. Ny.T bersuku Dayak,
alamat di Jl.Mendawai Palangka Raya. Pendidikan
terakhir Ny.T SMP.
2.1.3 Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan: “anak saya sesak napas sejak tadi malam ”.
2.1.4
Riwayat
Kesehatan
2.1.4.1
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ibu An.L mengatakan bahwa sejak 4 hari yang lalu anaknya
menderita batuk/pilek, oleh keluargaa di berikan obat hufagrip batuk/pilek berkurang.
Pada tanggal 31 Juli 2016 (22.21 WIB) anak rewel dan tidurnya gelisah karena
sesak, oleh keluarga di pijat dan sesak berkurang, akan tetapi pada tanggal 1
agustus 2016 subuh anaknya sesak lagi disertai batuk dan pilek , oleh keluarga
di bawa ke Puskesmas Bukit Hindu untuk dilakukan pengobatan.
2.1.4.2
Riwayat
Kesehatan Masa Lalu
Ibu
An.L mengatakan tidak pernah menderita sakit seperti ini, hanya saja batuk,
pilek dan demam saja.
2.1.4.3
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1) Riwayat
Prenatal: G1, P1, A0 selama
hamil ibu pernah sakit, Ibu
pasien memeriksakan kandungannya rutin
ke bidan dan lengkap dalam melakukan imunisasi TT di Puskesmas.
2) Riwayat Natal: Ibu
mengatakan persalinannya ditolong oleh Bidan Praktik, kelahiran normal.
3) Riwayat
Postnatal: Anak lahir sehat, Berat
Badan 2,8 kg.
2.1.4.4
Status Imunisasi
Anak telah memperoleh imunisasi BCG pada
usia 1 bulan, DPT pada usia 2 bulan, Polio pada usia 3 bulan, Campak pada usia
6 bulan, dan Hepatitis 8 bulan.
2.1.4.5
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ny.T mengatakan
bahwa dalam Keluarga Ny.T tidak
memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, tapi memiliki riwayat hipertensi di dalam keluarga dari pihak ibu
pasien. Ibu pasien mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dilakukan
pada saat anaknya sesak karena ini adalah anak pertamanya. Ibu pasienn tampak
gelisah
MK: Kurang Pengetahuan
2.1.4.6 Susunan
Genogram 3 (tiga) Generasi
Keterangan :
:
Laki-laki :
Orang terdekat
: Perempuan : Tinggal
serumah
: Pasien
: Meninggal
Bagan 2.1 Genogram Keluarga
Sumber: Data Primer (2016)
2.2
Pemeriksaan
Fisik
2.2.1
Keadaan
Umum
Tingkat kesadaran klien
adalah compos mentis/sadar penuh, tampak
lemah, tampak pucat, tampak sesak, kontak mata baik, ujung ekstremitas teraba dingin, Rewel dan gelisah, Klien
dapat berbicara dengan belum
lancar,
penampilan cukup rapi.
2.2.2
Tanda
Vital
Tanda-tanda
vital klien saat dikaji adalah suhu 37,4° C, RR 44
x/Menit, Nadi 110x/Menit.
2.2.3
Kepala
dan Wajah
2.2.3.1 Ubun-ubun
Ubun-ubun pasien dalam
keadaan sudah
menutup
sempurna dan tidak ada kelainan pada ubun-ubun klien.
2.2.3.2
Rambut
Klien memiliki rambut berwarna hitam, tidak
rontok, tidak mudah di cabut dan tidak kusam.
2.2.3.3 Kepala
Keadaan kulit kepala bersih tidak
berketombe, pada kepala tidak ada perlukaan serta tidak ada peradangan atau
benjolan.
2.2.3.4
Mata
Pada
saat dilakukan pemeriksaan bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna normal (merah muda), sklera berwarna putih,
reflek pupil positif yaitu pada saat diberikan
reflek cahaya pupil mengecil. Ketajaman penglihatan klien baik dibuktikan klien dapat melihat benda dari kejauhan.
2.2.3.5
Telinga
Bentuk telinga simetris,
tidak ada serumen, tidak ada peradangan dan ketajaman pendengaran klien baik,
klien menoleh saat ada suara memanggil nyanamanya.
2.2.3.6
Hidung
Bentuk hidung simetris pada saat dilakukan pemeriksaan terdapat secret kental berwarna kuning kehijauan di
kedua hidung.
2.2.3.7
Mulut
Pada saat dilakukan pemeriksaan keadaan
bibir kering dan bibir utuh. Serta lidah kotor
2.2.3.8
Gigi
Klien mempunyai gigi belum lengkap.
2.2.3.9
Leher dan Tenggorokan
Pada
saat dilakukan pemeriksaan bentuk leher simetris, pada saat minum anak menelan dengan baik, pada saat anak membuka mulut tidak
ada pembesaran tonsil,
tidak terdapat secret pada tenggorokan. Tidak tampak adanya
pembesaran vena jugularis, tidak ada benjolan dan peradangan.
2.2.3.10 Dada
Pada
saat baju anak dibuka bentuk dada simetris, batuk produktif/berdahak, terdapat
retraksi dada, bunyi nafas yang
terdengar menggunakan stetoskop yaitu vesikuler dan terdapat suara napas tambahan wheezing di sebalah
kanan , tipe
pernafasan dada dan perut, bunyi
jantung normal saat diauskultasi
terdengar (lub dub/S1,S2). Tidak ada iktus kordis,
Keluhan lainnya: anak
saya batuk berdahak sudah 4 hari ini
MK: Bersihan jalan napas tidak efektif
2.2.3.11
Punggung
Bentuk punggung simetris,
tidak ada peradangan dan benjolan.
2.2.3.12
Abdomen
Bentuk
abdomen kiri dan kanan simetris, warna kulit putih, tidak terdapat nyeri tekan
di semua lapang abdomen, bising usus (+),
2.2.3.13
Ekstremitas
Pergerakan atau tonus otot
bebas, klien dapat melakukan aktivitas sendiri dengan bantuan. Tidak terdapat adanya oedema,
sianosis dan clubbing finger. Keadaan kulit halus,
turgor kulit elastis dapat kembali
dalam waktu <2 detik dan
kulit teraba hangat.
2.2.3.14
Genitalia
Tidak
dilakukan pengkajian
2.3
Riwayat
Pertumbuhan dan Perkembangan
2.3.1
Gizi: Baik, BB sekarang 8,4 kg, panjang badan 70 cm,
kebutuhan gizi terpenuhi.
2.3.2
Kemandirian
Dalam Bergaul:Ibu
mengatakan anaknya dapat
menggunakan sendok garpu dan membuka pakaian sendiri.
2.3.3
Motorik
Halus:Ibu mengatakan anaknya sudah
mampu membuat menara dari 2
kubus
2.3.4
Motorik
Kasar:Ibu mengatakan anaknya dapat berjalan mundur
2.3.5
Kognitif
dan Bahasa: Ibu mengatakan anaknya sudah
mampu berkata-kata yaitu sebanyak 3-4 kata
: mama, papa, mam, ee
2.4
Pola
Aktivitas Sehari-hari
Tabel
2.1 Pola Aktivitas Sehari-hari
No
|
Pola Kebiasaan
|
Sebelum
Sakit
|
Saat Sakit
|
1
|
Nutrisi:
a. Frekuensi
b. Nafsu makan
c. Jenis makanan
|
3-4x sehari
Baik
Makanan lunak
|
3x sehari (1/2 porsi)
Baik
Makanan lunak
|
2
|
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
b. BAK
Frekuensi
Konsistensi
|
1-2 kali sehari
Lunak
8-10 kali sehari, warna kuning pekat.
|
1 kali sehari
Lunak
5-7 kali sehari, warna kuning pekat,
|
3
|
Istirahat/tidur
a. Siang/jam
b. Malam/jam
|
1 jam/siang
7-8 jam/malam
|
2-3 jam/siang
7 jam/malam
|
4
|
Personal Hygiene
a. Mandi
b. Oral Hygiene
|
2-3 kali sehari
2 kali sehari
|
Tidak ada mandi hanya diseka saja.
1 kali
sehari
|
2.5
Data
Penunjang
Tidak ada dilakukan pemeriksaan Penunjang
2.6
Penatalaksanaan
Medis
Tabel
2.2 Penatalaksaan Medis tanggal 24Juni 2016
Sumber: Indikasi dan
kontraindikasi dari ISO (Informasi Spesialite Obat).
Mahasisawa
Cici Pambriani
|
2.7 Analisa Data
Berdasarkan
data-data yang didapat dari hasil pengkajian maka dapat dilakukan analisis
data, yaitu.
Tabel 2.3 Analisa Data
Data Subyektif dan Data
Obyektif
|
Kemungkinan Penyebab
|
Masalah
|
DS: anak saya batuk berdahak sudah 4 hari ini
”.
DO:
-
Pasien tampak lemah
-
Pasien tampak pucat.
-
RR 44 xmenit
-
Ada retraksi dada
-
Bunyi napas tambahan:
wheezing di sebelah kanan
-
Ujung Ekstremitas
teraba dingin
-
Batuk produktif
-
Secret hidung
berwarna kuning kehijauan kental
|
Factor pencetus
Infeksi
mikroorganisme virus/bakteri/jamur/protozoa
Inhalasi:
udara/aspirasi organism dari nasofaring/hematogen
Pneumonia
pelepasan eksotoksin dan endotoksin /kerusakan epitel
peningkatan produksi
sputum purulen/pembentukan eksudat
|
Bersihan jalan napas tidak efektif
|
DS: anak saya sesak napas
sejak tadi malam
DO:
-
Keadaan umum lemah
-
Tampak pucat
-
RR 44x/menit
-
Tampak sesak
-
Retraksi dinding dada
-
Tipe pernapasan dada
dan perut
-
Ujung ekstremitas
teraba dingin
-
Rewel dan gelisah
-
re
|
Factor pencetus
Infeksi
mikroorganisme virus/bakteri/jamur/protozoa
Pneumonia
Limfostik peribronkiolus dan infeksi sel bulat
interstitial di dktus dan dinding alveolus
Gangguan difusi O2
dan CO/kapasitas pembawa oksigen darah
|
Gangguan pertukaran gas
|
DS: Ibu
pasien mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat
anaknya sesak karena ini adalah anak pertamanya. Ibu pasienn tampak gelisah
DO:
-
saat
ditanya tentang penyakit anaknya , ibu pasien
tidak tahu
-
ibu
tampak gelisah
-
genogram
keluarga menunjukkan, ini adalah anak pertama
|
Factor pencetus
Infeksi mikroorganisme
virus/bakteri/jamur/protozoa
Inhalasi:
udara/aspirasi organism dari nasofaring/hematogen
pelepasan eksotoksin dan endotoksin /kerusakan epitel
peningkatan produksi
sputum purulen
pneumonia
kurang pengetahuan
akibat kurang informasi dan pengalaman
|
Kecemasan orang tua
|
2.8
Diagnosa
berdasarkan Skala Prioritas Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Gangguan
difusi O2 dan CO
2) Bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret akibat proses
peradangan
3)
Kecemasan
orang tua berhubungan dengan berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat
kurang informasi dan pengalaman
2.9 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.4 Intervensi
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan (Kriteria Hasil)
|
Intervensi
|
Rasional
|
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan Gangguan difusi O2 dan CO
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
kunjungan diharapkan gangguan pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil:
-
Tidak ada sianosis
-
Napas normal <
40x/menit
-
Tidak terjadi sesak
-
Tidak ada hipoksia
-
Klien tampak tenang
|
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan
optimal didalam rumah
4.
Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat
5.
Kolaborasi dalam
pemberian terapi
|
1.
Menifestasi distress
pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status
kesehatan umum
2.
Meningkatkan
inspirasi maksimal
3.
Menjaga pertukaran gas ayang optimal
dilingkungan pasien
4.
Mengurangi sesak
5.
Secara paten menambah
suplai oksigen
|
Bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret akibat proses
peradangan
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x kunjungan diharpkan jalan napas kembali
efektif dengan criteria hasil:
-
Napas normal <40 x /menit
-
Batuk dan pilek teratasi
-
Bunyi napas bersih
-
Tidak terjadi sianosis
|
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Anjurkan ibu
memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
4.
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi
|
1.
Menifestasi distress
pernapasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status
kesehatan umum
2.
Meningkatkan
inspirasi maksimal
3.
Air hangat
memobilisasi dan mengeluarkan secret
4.
Alat untuk menurunkan
spasme bronkus
|
Kecemasan orang tua berhubungan dengan berhubungan
dengan kurang pengetahuan akibat kurang informasi dan pengalaman
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x kunjungan rumah diharapkan orang tua cemas
berkuang, dengan criteria hasil:
-
Tampak tenang
-
Pengetahuan baik
-
Kooperatif
-
Mampu merawat anggota keluarga yang sakit
|
1.
Kaji tingkat kecemasan
keluarga
2.
Berikan informasi
kesehatan tentang penyakit yang dialami anaknya
|
1.
Mengetahui sejauh
mana dan penyebab dari kecemasan ibu
2.
Menambah pengetahuan
ibu dan keluarga
|
2.10 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 2.6Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi (SOAP)
|
Tanda Tangan Perawat
|
Senin, 1 Agustus 2016
09.00
WIB
09.20
WIB
09.22
WIB
09.10
WIB
09.00
WIB
09.20
WIB
09.23
WIB
09.10
WIB
09.00
WIB
12.10
WIB
|
Diagnose 1
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2. Menganjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan
mengubah posisi
3. Menganjurkan orang tua
menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4. Menganjurkan orang tua
tidak memakaikan pakaian yang kentat
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi bronkodilator:
Pulv: Paracetamol,
dexamethasone, Glyceryl Guaiacolate, salbutamol
|
Kunjungan pertama jam
12.00 WIB
S: ibu mengatakan
masih sesak
O: RR 42x.menit,
pernapasan dada dan perut, ektremitas masih teraba dingin, tidak ada retraksi
dinding dada, posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi 1 dan 2, dan motivasi ibu untuk memberikan obat jika anak sesak.
|
Cici
Pambriani
|
Diagnose 2
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Anjurkan ibu
memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai
indikasi
- Antibiotic: Amoxicilin syrup 2 x 5 ml
- Pulv: Paracetamol, dexamethasone, Glyceryl
Guaiacolate, salbutamol
|
Kunjungan pertama jam
12.00 WIB
S: ibu mngatakan
anaknya masih batuk
O:RR 42x/menit,
pernapsan dada dan perut, batuk produktif, secret hidung kental kekuningan,
bunyi napas wheezing sebelah kanan, ujung ekstremitas masih terabas dingin,
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
intervensi 1-4, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai saran dokter
|
||
Diagnose 3
1.Mengkaji
tingkat kecemasan keluarga
2.Memberikan
informasi kesehatan tentang penyakit yang dialami anaknya: melakukan penkes
|
Kunjungan pertama
pukul 12.45 WIB
S: saya bisa tenang
sekarang
O: ibu tampak tenang,
pengetahuan baik, kooperatif.
A: masalah teratasi
P: hentikan
intervensi: motivasi ibu untuk selalu belajar dan mencari informasi
|
Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi (SOAP)
|
Tanda Tangan Perawat
|
Selasa, 2 Agustus
2016
12.00
WIB
12.02
WIB
12.00
WIB
12.02
WIB
12.03
WIB
|
Diagnose 1
1.
Mengkaji
frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2.
Menganjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Menganjurkan orang tua menjaga agar sirkulasi udara baik dan
optimal didalam rumah
4.
Menganjurkan orang tua tidak memakaikan pakaian yang kentat
|
Kunjungan kedua jam
12.30 WIB
S: ibu mengatakan
sesak berkurang
O: RR 40x.menit,
pernapasan dada , ektremitas masih teraba dingin, tidak ada retraksi dinding
dada, posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi 1 dan 2, dan motivasi ibu untuk memberikan obat jika anak sesak.
|
Cici
Pambriani
|
Diagnose 2
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Anjurkan ibu
memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
-
|
Kunjungan pertama jam
12.30 WIB
S: ibu mngatakan
anaknya masih batuk tapi sudah berkurang
O:RR 40x/enit,
pernapsan dada batuk produktif, secret hidung cair bening, bunyi napas
vesikuler, ujung ekstremitas masih terabas dingin,
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi 1-3, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai saran dokter
|
||
|
|
Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi (SOAP)
|
Tanda Tangan Perawat
|
Rabu, 3 Agustus 2016
12.00
WIB
12.02
WIB
12.00
WIB
12.02
WIB
12.03
WIB
|
Diagnose 1
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernapas
2. Menganjurkan keluarga untuk meninggikan kepala dan
mengubah posisi
3. Menganjurkan orang tua
menjaga agar sirkulasi udara baik dan optimal didalam rumah
4. Menganjurkan orang tua
tidak memakaikan pakaian yang kentat
|
Kunjungan ketiga jam
12.30 WIB
S: ibu mengatakan
tidak sesak
O: RR 35x.menit,
pernapasan dada , ektremitas teraba hangat, tidak ada retraksi dinding dada,
posisi semifowler dengan tumpukan 2 bantal tidur
A: masalah teratasi
P : hentikan
intervensi.
|
Cici
Pambriani
|
Diagnose 2
1.
Kaji
frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Anjurkan ibu
memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
-
|
Kunjungan ketiga jam
12.30 WIB
S: ibu mngatakan
batuknya sudah berkurang
O:RR 35x/enit,
pernapsan dada batuk produktif, bunyi napas vesikuler, ujung ekstremitas
teraba hangat: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan
intervensi 1-3, dan motivasi ibu memberikan obat sesuai saran dokter
|
||
|
|
Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Tabel 2.8 Catatan
Perkembangan saat
kunjungan rumah
Hari/Tanggal
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi (SOAP)
|
Tanda Tangan Perawat
|
Kamis, 4 Agustus 2016
12.00 WIB
12.02 WIB
12.05 WIB
|
Diagnose 2
1.
Kaji frekuensi/kedalaman
pernapasan dan gerakan dada
2.
Anjurkan keluarga
untuk meninggikan kepala dan mengubah posisi
3.
Anjurkan ibu
memberikan cairan/minum air hangat sesuai kebutuhan
|
Kunjungan keempat jam
12.30 WIB
S: ibu mngatakan
batuk sudah sembuh
O:RR 35x/enit,
pernapasan dada, bunyi napas vesikuler, ujung ekstremitas teraba hangat:
masalah teratasi
P: hentikan
intervensi: motivasi ibu tetap mengikuti program pengobatan.
|
Cici pambriani
|
PAKET PENYULUHAN
Topik : Pneumonia
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Puskesmas Bukit Hindu
Waktu :
1 x 30 menit
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Hasil dari proses penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat menginformasikan dan
mengetahui tentang penyakit pneumonia
sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan
keluarga klien dapat :
1. Mengetahui pengertian dari
pneumonia
2. Mengetahui penyebab dari
pneumonia
3. Mengetahui tanda dan gejala
– gejala dari pneumonia
4. Mengetahui cara pengobatan
dari pneumonia
III. SASARAN
Klien dan keluarga klien di Ruang Imam Bonjol
RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
IV. MATERI
1)
Pengertian dari pneumonia.
2)
Penyebab
dari pneumonia.
3)
Tanda dan
gejala dari pneumonia.
4)
Cara
pengobatan dari pneumonia
V. METODE
1)
Ceramah
2)
Tanya
Jawab
VI. MEDIA
· Leaflet
· Lembar Balik
VII. KRITERIA EVALUASI
1)
Evaluasi
Struktur
·
Klien dan
keluarga klien hadir ditempat penyuluhan.
·
Penyelenggaraan
penyuluhan dilaksanakan di Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
·
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2)
Evaluasi
Proses
·
Klien dan
keluarga klien antusias terhadap materi penyuluhan.
·
Klien dan
keluarga klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
·
Klien dan
keluarga klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3)
3.
Evaluasi Hasil
· Klien dan keluarga klien mengetahui tentang
pneumonia sehingga dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
·
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUH
|
KEGIATAN PESERTA
|
1.
|
3
menit
|
Pembukaan :
·
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan materi yang akan diberikan
|
· Menjawab salam
· Mendengarkan
· Memperhatikan
· Memperhatikan
|
2.
|
15
menit
|
Pelaksanaan :
·
Menjelaskan tentang pengertian dari pneumonia
·
Menjelaskan tentang penyebab dari pneumonia
·
Menjelaskan tentang tanda dan gejala dari
pneumonia
·
Menjelaskan tentang cara pengobatan dari
pneumonia
|
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
|
3.
|
10
menit
|
Evaluasi :
·
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang
telah diberikan, dan reinforcement kepada klien atau keluarga klien yang
dapat menjawab pertanyaan.
|
· Menjawab pertanyaan
|
4.
|
2
menit
|
Terminasi :
·
Mengucapkan terimakasih atas peran serta
peserta.
·
Mengucapkan salam penutup
|
· Mendengarkan
· Menjawab salam
|
MATERI
PENYULUHAN
PNEUMONIA
PADA ANAK
A.
Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada anak dibedakan
menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia.
(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 :2000 )
B.
Penyebab Pneumonia
Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri, yaitu
Streptococcus pneumonia dan Haemophillus influenza. Pada bayi dan anak kecil
ditemukan Staphylococcus aureus sebagai penyebab pneumonia yang berat dan
sangat progesif dengan mortalitas tinggi.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2
:2000 )
C.
Tanda dan Gejala Pneumonia
Gejala dari radang paru atau pneumonia ini bervariasi,
tergantung dari usia anak & penyebabnya sendiri apakah dari bakteri atau
virus. Yang harus kita perhatikan pada anak ketika ada tanda-tanda pneumonia
yaitu :
Anak
harus tenang.
- Hitung nafas dalam 1 menit
- Adakah tarikan dinding dada
Penentuan
ada tidaknya tanda bahaya yaitu
Pada
anak umur <2 bulan yaitu :
- Kurang bisa minum
- Kejang
- Kesadaran menurun
- Stridor
- Wheezing
- Demam atau dingin
Bagi
bayi yang ada tanda bahaya tersebut langsung bawa kerumah sakit.
Pada
anak umur 2 bulan sampai < 5 tahun yaitu :
- Tidak bisa minum
- Kejang
- Stridor
- Kesadaran menurun
- Gizi buruk
Bagi
anak yang ada tanda bahaya tersebut langsung bawa anak ke rumah sakit.
Kadang-kadang gejala yang terlihat pada anak adalah nafas
yang tidak teratur. Apabila radang paru atau pneumonia terjadi pada paru-paru
bagian bawah dekat dengan daerah perut, maka masalah pernafasan tidak akan
tampak, gejala yang terjadi adalah demam, nyeri pada perut atau muntah.
Ketika radang paru atau pneumonia disebabkan oleh bakteri,
maka anak yang terinfeksi akan cepat memburuk serta mengalami demam tinggi
secara tiba-tiba & nafas yang tidak teratur. Tetapi apabila radang paru
atau pneumonia tersebut disebabkan oleh virus, maka gejala yang tampak akan
terlihat secara bertahap. Nafas berbunyi biasanya terjadi pada radang paru atau
pneumonia karena virus.
Pada pemeriksaan, dokter mungkin mendengar suara napas
abnormal yang disebut crackles dan adanya tanda-tanda efusi pleura, penumpukan
cairan abnormal pada paru-paru. Efusi bertanggung jawab untuk demam, dada, sesak
napas, dan batuk produktif. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak:2005 )
D.
Klasifikasi Penyakit
UMUR
KURANG 2 BULAN
KLASIFIKASI
|
PNEUMONIA BERAT
|
BUKAN PNEUMONIA
|
TANDA
|
–
Nafas Cepat : > 60x/menit
–
Tarikan diding dada bagian bawah kedalam yang KUAT
|
–
Tidak ada nafas cepat : <60 menit
–
Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
|
TINDAKAN
|
–
Kirim segera ke sarana rujukan
|
Beri nasehat cara perawatan
dirumah :
–
Jaga agar bayi tidak kedinginan.
–
Teruskan pemberian asi dan beri asi lebih sering.
–
Bersihkan hidung bila tersumbat.
Anjurkan ibu untuk kembali control
bila:
–
Keadaan bayi memburuk
–
Nafas menjadi cepat
–
Bayi sulit bernafas
–
Bayi sulit untuk menyusu.
|
UMUR
2 BULAN SAMPAI < 5 TAHUN
KLASIFIKASI
|
PNEOMONIA BERAT
|
PNEUMONIA
|
BUKAN PNEUMONIA
|
TANDA
|
Tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam yang KUAT
|
Tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
Nafas cepat :
2bln-<12 bln : ≥50 x/menit
1thn-<5thn : ≥40x/menit
|
Tidak ada tarikan dinding dada
bagian baawah ke dalam.
Tidak ada nafas cepat.
|
TINDAKAN
|
Segera rujuk ke sarana rujukan.
Bila tempat
-bila tempat rujukan jauh beri
antibiotic 1 dosis.
-bila demam obati
-bila ada Wheezing obati
|
Nasehati ibu untuk melakukan
tindakan perawatan di rumah.
Beri antibiotic selama 5 hari.
Anjurkan ibu untuk control 2 hari
atau lebih cepat bila keadaan balita memburuk.
|
Jika batuk lebih dari 30 hari
rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
Nasehati ibu untuk perawatan bayi
dirumah.
|
SETELAH
2 HARI LAKUKAN PEMERIKSAAN KEMBALI PADA PNEUMONIA
TANDA
|
Memburuk :
Tidak dapat minum.
Ada tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam.
Ada tanda- tanda bahaya.
|
Tidak berubah :
|
Membaik :
Nafas lebih membaik.
Panas nya turun.
Nafsu makan membaiik
|
TINDAKAN
|
Kirim ke sarana rujukan
|
Lanjutkan antibiotic sampai 5 hari
|
Teruskan Antibiotik sampai 5 hari
|
Rentang pernafasan pada anak bayi dan balita yaitu :
30-50x/menit.
Rentang
pernafasan pada orang dewasa yaitu : 16-24x/menit.
E.
Komplikasi
Komplikasi
pneumonia yaitu :
- Gagal pernafasan
- Penumpukan nanah di paru-paru
- Dan pembengkakan paru.
Sebagian orang infeksi bakteri berkembang di dalam darah,
jika terinfeksi akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, juga dapat menyebabkan
radang otak dan selaput sumsum tulang belakang, radang lapisan interior
jantung, dan radang kantung yang mengelilingi jantung. (Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2 :2000 )
F.
Pencegahan
Ada beberapa cara pencegahan penyakit pneumonia. Untuk
mencegah pneumonia perlu partisipasi aktif dari masyarakat atau keluarga
terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan
di dalam dan di luar rumah. Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari
terjadinya penyakit pneumonia baik balita maupun orang dewasa.
Berikut
adalah upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia:
- Perawatan selama masa kehamilan
Untuk mencegah risiko bayi dengan berta badan lahir rendah,
perlu gizi ibu selama kehamilan dengan mengkonsumsi zat-zat bergizi yang cukup
bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan serta pencegahan
terhadap hal-hal yang memungkinkan terkenanya infeksi selama kehamilan.
- Perbaikan gizi balita
Untuk mencegah risiko pneumonia pada balita yang disebabkan
karena malnutrisi, sebaiknya dilakukan dengan pemberian ASI pada bayi neonatal
sampai umur 2 tahun. Karena ASI terjamin kebersihannya, tidak terkontaminasi
serta mengandung faktor-faktor antibodi sehingga dapat memberikan perlindungan
dan ketahanan terhadap infeksi virus dan bakteri. Oleh karena itu, balita yang
mendapat ASI secara ekslusif lebih tahan infeksi dibanding balita yang tidak
mendapatkannya.
- Memberikan imunisasi lengkap pada anak
Untuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi
yang memadai, yaitu imunisasi anak campak pada anak umur 9 bulan, imunisasi DPT
(Difteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali yaitu pada umur 2 bulan, 3 bulan
dan 4 bulan.
- Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang batuk
Balita yang menderita batuk harus segera diberi pengobatan
yang sesuai untuk mencegah terjadinya penyakit batuk pilek biasa menjadi batuk
yang disertai dengan napas cepat/sesak napas.5. Mengurangi polusi di dalam dan
di luar rumah. Untuk mencegah pneumonia disarankan agar kadar debu dan asap
diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu dan tidak membawa balita ke
dapur serta membuat lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap rokok,
lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, perubahan cuaca dan dan masuk
angin sebagai faktor yang memberi kecenderungan untuk terkena penyakit
pneumonia.
- Menjauhkan balita dari penderita batuk
Balita sangat rentan terserang penyakit terutama penyakit
pada saluran pernapasan, karena itu jauhkanlah balita dari orang yang terserang
penyakit batuk. Udara napas seperti batuk dan bersin-bersin dapat menularkan
pneumonia pada orang lain. Karena bentuk penyakit ini menyebar dengan droplet,
infeksi akan menyebar dengan mudah. Perbaikan rumah akan menyebabkan
berkurangnya penyakit saluran napas yang berat. Semua anak yang sehat sesekali
akan menderita salesma (radang selaput lendir pada hidung), tetapi sebagian
besar mereka menjadi pneumonia karena malnutrisi.
Review of Lucky Club casino site - Lucky Club
BalasHapusLucky Club casino site is a top casino in India, established in 2014, operated by the PRAGMATIC luckyclub.live SLOT RNG casino group. The casino has an open gambling